Rabu, 15 Agustus 2012

JEBAKAN CINTA


Cerpen Erna Gusnita

Ngomongin cinta memang tidak akan pernah habisnya. Cuma mungkin ada yang membedakan sebarapa besar cinta itu kepada seseorang. Cinta membuat orang-orang lebih nekat, lebih gila, bahkan ada juga lebih baik. Ada yang terpuruk karna ditinggal cinta. Ada juga yang biasa-biasa aja bahkan mempermainkan cinta. Semua bisa aja terjadi karna cinta. Cinta memang membuat kita seperti orang gila. Tapi sebenarnya itu normal sebab jika tidak pernah jatuh cinta berarti orang itu tidak normal. Cinta sudah mengalir didalam diri kita saat kita terlahir kedunia ini.Cinta tidak bisa dipaksakan dan tidak bisa direkayasa oleh seseorang. Siapapun orangnya, mau pejabat, tukang kebun dan sebagainya. Dizaman sekarang ini jarang wanita atau lelaki yang memperjuangkan cinta mereka. Cinta bisa saja dibeli dengan uang. Mereka berpikir dengan uang cinta akan tumbuh sendirinya. Hidup membutuhkan uang bukan cinta. Tapi ada pendapat lain, mungkin ini sepuluh dari seribu wanita atau lelaki yang berpendapat seperti ini. Mereka bisa menerima pasangannya apa adanya tanpa memikirkan harta, jabatan. Mereka menjalani semua ini dengan cinta. Dengan cinta mereka bisa membangun rumah tangga yang utuh dan karna cinta mereka lakukan apapun untuk pasangan mereka masing-masing. Dengan cinta mereka bisa mencari uang. Senang-susah mereka lewatkan bersama. Sungguh luar biasa, ntah mana yang benar kita tidak bisa memberi jawaban. Mungkin hanya hati nurani kita yang bisa menjawab semua ini.Dan tergantung kepada masing-masing kepribadian orang itu sendiri.
   
Ditaman kampus ada seorang cewek yang sedang nungguin seseorang, ntah siapa orang yang ditunggu. Cewek ini biasa saja, tidak cantik. Tak lama menunggu akhirnya seorang cowok datang. Cowok ini lumayan keren, sepertinya tidak kuper. Cowok itu namanya Dean. Sesampai disana ia lansung membuka suara
“ Maaf telat, tadi lagi belajar baru aja keluar”
“ gak pa-pa, ada apa sih?
“ Sebenarnya kamu tinggal sama siapa sih??
“ Mang kenapa? Ada yang aneh”
“ Nggak ada, pengen dekat aja, tuh mamamu apa nggak sih?
“ Sebenarnya itu mama angkatku, aku diambil dipanti asuhan”
“ Jadi apa yang dibilang anak-anak tu benar., jadi selama ini loe bohong ma gue”
“ Gue nggak pernah niat untuk bohong, dia memang mama angkatku pi ku udah menganggapnya seperti mamaku sendiri, dari kecil beliau menyengolahkan aku sampai aku kuliah begini”
“ Tapi setidaknya kamu jujur dong dari dulu”
“ Apa perlu gue jujur tentang itu, apa salah ku menganggap mama adalah mamaku”
“ Nggak taulah, susah ngomong sama kamu, lebih baik kita putus aja ya”
“ Ya udah low memang itu yang lebih baik untuk kita”

Cewek yang bernama Vita lansung pergi dari tempat duduknya. Ia lansung pulang kerumahnya. Antara kampus dan rumahnya berjarak 5 km. Karna jalan macet, jadi 45 menit kemudian baru sampai dirumah. Sesampai dirumah ia lansung masuk kekamar, ia banting pintu kamar. Mamanya yang melihat kejadian itu lansung menghampiri anaknya. Ia mendapati anaknya sedang menangis dikasur. Ia mendekati anaknya dengan perlahan, dan bertanya:
“ Ada apa nak?”
“ Ma apakah salah low aku tu anak angkat mama”
“ Nggak ada yang salah, memangnya ada apa?”
“ Dean tau low aku bukan anak mama, dia marah-marah dan minta putus”
“ Emang tau darimana dia?”
“ Nggak tau darimana ia tau, pi apakah aku salah low nggak bilang masalah itu, aku dah menganggap mama sebagai mama kandungku sendiri”
“ Kamu nggak salah, mama juga nggak pernah bilang keteman-teman mama kamu anak angkat mama, mungkin dia tidak tulus mencintaimu”

Tiba-tiba
“ Dia kenapa ma? Tanya Rendy kakaknya datang
“ Ini masa gara-gara tau Vita anak angkat lansung diputusin sama Dean” Jawab mamanya
“ Berarti dia tidak tulus mencintaimu, selama pacaran ma kamu dia pernah minta- minta bantu berupa uang”
“ Ada, mang kenapa?”
“ Berarti dia cuma mengharapkan hartamu aja, low besok dia baikan ma kamu coba kamu uji dia”
“ Kakakmu benar tu”

Tak lama kemudian Reni anak kedua dari Subroto masuk kekamarnya. Reni tua tiga tahun dari Rendy. Rendy tua satu tahun dari Vita. Anak pertama dari pasangan Subroto dengan Pratiwi subroto bernama Rendra. Sekarang sudah menjadi guru disalah satu sekolah di Batam. Dulu ia kuliah di UNP jurusan Matematika pendidikan. Ia baru berumur 27 Tahun. Anak kedua yang bernama Reni menjadi dokter di Rumah Sakit Embung Fatimah. Sudah 2 Tahun ia dinas.Kuliah di UNIBA. Sedangkan anak ketiga pasangan ini masih kuliah semester akhir Jurusan kedokteran di UI. Anak terakhir mereka angkat waktu berumur 4 Tahun. Dia adalah Vita. Sekarang masih kuliah semester enam di UNRIKA. Subroto dan istrinya tak pernah pilh kasih pada anak-anaknya. Begitu juga anak-anak Subroto. Vita mereka sayangi seperti adik kandungnya sendiri. Apapun keinginan Vita pasti mereka kabulin. Waktu kecil dulu Rendy rela ngasih sandalnya karna sandal Vita putus waktu main-main dikampung mamanya. Padahal aspal sangat panas sekali. Reni juga begitu, ia selalu membawakan makanan kesukaan adeknya kalau dia lagi pergi kemana-mana. Rendra juga begitu, kalau main sama dia, pasti Vita selalu dia gendong. Ia rela kena hujan asalkan adeknya Vita tidak kena air hujan. Begitu sayangnya mereka pada Vita. Begitu juga Vita, Jika kakak-kakaknya lagi pada keluar kota pasti ia kebingungan mau ngapain. Begitu dekatnya mereka.

Diruang tamu Alfi sedang duduk sambil menonton TV. Alfi anak bungsu dari keluarga Siswanto. Siswanto seorang pengusaha. Dimana-mana ada hotelnya dan 10 restauran. Baik diluar dan di dalam Batam. Siswanto punya 2 anak. Dua-duanya laki-laki. Anak pertama mengurus hotelnya di Jogja. Jadi sekarang tinggal Alfi dan pembantunya dirumah.Papa dan mamanya sedang keluar kota. Alfi benar-benar sedang prustasi tampaknya. Gimana tidak, pacar yang ia sayangi, yang ia rawat meninggalkannya. Dari kuliah sampai bekerja dibiayain sama Alfi. Tapi ceweknya rela meninggalkannya demi cowok lain. Memang cowok itu sekarang pekerjaannya sudah mantap dari Alfi. Alfi waktu itu masih guru honor. Baru setahun ia jadi PNS. Ia belom tertarik untuk menjalani bisnis papanya. Hari-hari setelah ditinggal mantannya yang ada keterpurukan. Sedang asik melamun tiba-tiba Rendra datang.
“ Loe bengong kenapa lagi??”
“ Nggak kenapa-napa, bingung aja”
“ Bingung kenapa? Jangan bilang loe teringat mantan loe”
“ Ya gue nggak habis pikir aja Ndra, bunga yang guue rawat, eh diambil orang”
“ Ya namanya aja nggak jodoh, udahlah lupain dia, kerumah ku yok”
“ Yoklah, ku juga bt dirumah terus”

Jarak rumah Alfi kerumah Rendra menempuh waktu 30 menit. Sesampai dirumah Rendra tak ada satu orangpun yang ada dirumah. Rendra menghampiri pembantunya yang sedang nonton TV diruang tengah. Pembantunya seusia dengan Vita. Keluarga mereka juga menguliahkan dia. Karna dulu ibunya pembantu setia mereka. Namun antara Vita dengan Ica tidak begitu akrab dikampus. Paling cuma tegur sapa pi low dirumah mereka tampak akrab juga.
“ Ca, mama mana?”
“ Dikamar den”
“ Yok lansung kekamarku aja ya Fi”
“ OK”

Mereka berjalan menuju kamar Rendra yang terletak di lantai dua. Kamar Rendra dan Reni bersebelahan. Kamar Rendy juga masih dilantai dua tapi agak terpisah dari kamar mereka berdua. Sedangkan kamar Vita berada dibawa yang tidak jauh dari tangga. Setelah sampai dikamar Rendra turun lagi tapi sendirian tanpa Alfi. Ia menuju kamar Vita. Ia dapati mamanya, dan adik-adiknya berkumpul disana.
“ Ada perkumpulan apa ni ma?”
“ Nggak ada apa-apa, adekmu lagi sedih aja”
“ Biasalah kak low remaja key gini” Reni membuka suara
“ Udahlah adekku sayang, nggak baik berlarut dalam kesedihan ntar tambah jelek, tengok tu tambah jelek aja kan”
“ Kakak” teriak Vita lansung duduk dan mengejar Rendra yang lari kekamarnya
“ Mulai deh” Kata Rendy keluar dari kamar Vita

Vita mengejar Rendra kekamarnya, sampai dikamar Rendra lansung Rendra dipukul dan dicubitnya. Rendra berusaha menahan kesakitan demi adeknya.
“ Udah donk, sakit tau”
“ Biarin nggak peduli”
“ Akrab kali dirimu ma pembantumu Ndra” Alfi membuka suara

Mereka berdua terhenti sambil menatap Alfi.Alfi pun melihat dengan heran.
“ Memang kak Rendra pernah cerita ya, and mang mirip pembantu?”
“ Makanya jangan larut dalm masalah terus, kan jadi jelek jadi dianggap pembantu deh” Rendra ketawa
“ Makasih atas pujiannya”

Vita lansung lari dari kamar Rendra, Rendra lansung mengejarnya. Vita lansung masuk kekamar dan mengunci pintunya. Ia menangis kembali.Rendra kembali kekamarnya dan menemukan Alfi yang sedang menonton film horor.
“ Fi, kamu nggak tau dia ya, lom kenal ya?”
“ Mang kenapa?”
“ Dia bukan pembantu aku, dia adekku yang paling bungsu, yang kami jaga selama ini, dari kecil dia paling istemewah sekali bagi kami.”
“ Adekmu yang mana lagi? Setauku adekmu dari sejak awal kenal Reni dan Rendy, dia nggak ada kemiripan denganmu.”
“ Kamu nggak pernah ketemu dia, memang low adek kakak harus mirip, banyak diluar sana orang adek kakak yang nggak mirip kok”
“ Dia ngambek ya, maafin aku ya.”
“ Dia bentar aja ngambeknya, ntar juga baikan”

Memang begitu dengan Vita, dia terlalu sensitif akhir-akhir ini. Tapi low ngambek dengan kakaknya paling nggak akan lama. Karna dia nggak kan tahan jika hari-harinya tidak dilalui dengan kakak-kakaknya. Vita juga orangnya gampang kasihan, ia paling nggak tegaan. Keadaan ini sering dimanfaatin oleh mama dan kakak-kakaknya. Kalau kakaknya sedang bermasalah maka ia adalah orang yang paling pertama yang membantunya karna kasihan sama kakaknya.Malam ini Alfi menginap dirumahnya Rendra. Ia benar-benar suntuk low dirumah sendirian. Malam ini semua orang sudah ngumpul diruang makan tapi Vita tidak muncul-muncul. Kemana ya?. Ternyata dia masih dalam kamar. Inilah kebiasaan buruk Vita. Orang sibuk mau makan malam dia sibuk mau tidur. Tambah lapar  tambah enak tidurnya. Jauh berbedakan jika biasanya orang-orang low udah kenyang baru bisa tidur. Terpaksa mamanya membangunkannya. Tapi kali ini yang membangunkannya Rendy sama Rendra. Mereka masuk kekamar Vita dan mengangkatnya lalu memasukkannya kedalam bak mandi. Vita kaget lansung berteriak.
“ Aahhhhhhhhhhhhhhhhhh”

Semua yang mendengar teriakan itu lansung menuju ke kamar Vita yang nggak terlalu jauh dari ruang makan.
“ Ada apa? Tanya mamanya
“ Kak Rendy jahat baget ma, kan dingin”
“ Siapa suruh tidur jam segini, enak nggak”
“ Ih menyebalkanlah, suka-sukalah mau tidur ato nggak, low lapar makan aja dulu, dah keluar semua ntar lagi ku keluar”

Semua keluar dengan ketawa, tak lama kemudian Vita pun keluar dari kamarnya. Ia menghenyakkan pantatnya dikursi disampingnya Reni dan mamanya. Sedangkan diseberangnya ada Alfi, Rendy dan Rendra. Mereka semua makan tanpa adanya suara yang keluar dari mulut satupun. Selesai makan semua ngumpul didepan TV seperti biasa. Mama dan Papanya duduk diatas sama Vita dan Reni. Sedangkan yang lain duduk dibawah. Seperti biasa semua nonton opera van java. Ini siaran kesukaan semua anggota keluarga ini. Pas lagi iklan, mamanya bertanya pada Rendy;
“ Ndy, kamu kapan ke Jakarta?
“ Mungkin hari Sabtu aja ma, biar minggu bisa istirahat”
“ Ma, Vita ikutlah ma kak Rendy.”
“ Ngapain?? Key nggak ada kerjaan aja” Rendra membantahnya
“ Emang nggak ada kerjaan, bis malas nengok muka orang jelek dirumah ni,low kak Rendy kan lumayanlah”
“ Trus yang paling cakep siapa dong?” Tanya Rendra
“ Yang paling cakep anak mama dan papa adalah Vita, yang kedua Reni, and yang ketiga kak Rendy and yang paling jelek adalah kak Rendra”
“ Yeee keGR-an loe, sejelek apa sih kakakmu ini, padahal banyak yang naksir loh.” Bantah Rendra
“ Kak Ndy antarin ku ke DC mall, ada yang mau dibeli.”
“ Antar sama Kak Rendra ato ma kak Reni aja, kakak mau beres-beres”
“ Duh kakak capek banget sayang” Reni membuka suara
“ Kakak banyak yang mau disiapkan ni, Fi loe sibuk nggak antarin adekku lah.”
“Boleh, kebetulan ku juga ada yang mau dicari.”
“ Makanya belajar bawa mobil, ni penakut banget, masa kemana-mana harus diantar.” Bantah Reni

Vita diam aja sambil berjalan ke kamarnya. Tak lama kemudian dia keluar dari kamarnya membawa sebuah tas kecil. Mereka pergi menggunakan mobilnya Renda. Jarak rumah Vita dengan DC mall tidak terlalu jauh. Diperjalanan mereka hanya diam saja tanpa ada sepatah katapun. Sesampai disana, Vita masuk saja tanpa basa-basi sama Alfi. Alfi mengikuti Vita dari belakang.Ternyata Vita kesana cuma mau beli cosmetik dan farfum ditempat ia biasa beli.Setelah siap membeli farfum,ia mulai membuka suaranya
“ Kak lama dikit nggak apa-apakan?”
“ Nggak masalah, masih jam 9 pun, masih ada yang mau dibeli?
“ Mau liat-liat aja dulu.”
“ Ya udah”

Mereka hanya melihat-lihat saja. Dari tadi tidak ada yang dibelinya. Tanpa disadari Vita ketabrak Dean. Vita tampak kaget, begitu juga dengan Dean.Ketika Dean melihat Alfi, Dean tampak gembira sekali. Ternyata mereka juga kenal satu sama lainnya.
“ Masih langgeng aja ya ma Tita. Kata Alfi membuka suaranya
“ Iya, kemana aja selama ini?” Dean berusaha mengalihkan pembicaraan
“ Kak Vita pergi dulu ya kemobil.” Vita pamitan sama Alfi
“  OK.”

Vita berjalan kearah parkiran dengan kesal. Tak ada sedikitpun senyum diwajahnya. Dimobil ia terpaksa menunggu Alfi dengan sabar. Soalnya sudah 15 menit tapi Alfi lom juga dtang-datang. Tak lama kemudian Alfi muncul berbarengan dengan Dean dan seorang cewek. Wah ternyata mereka berdiri pula didepan mobil untuk ngobrol. Nggak habis-habisnya obrolannya. Tak lama akhirnya Dean menjauh juga dari mobilnya dan Alfi juga masuk ke mobil. Melihat mukanya Vita manyun aja, akhirnya Dean membuka suara;
“ Maaf ya, Kamu kesal ya nunggu kelamaan?”
“ Nggak lah, ku nggak kesal menunggunya pi kesal sama temannya tadi.”
“ Mang kenapa dengan dia? Oya dia kan satu kampus ma loe, nggak kenal ya?
“ Kenal kok, udah lama ya mereka pacaran?”
“ Kenapa mang nya?”
“ Tanya aja sih.”
“ Mereka jadian udah setahun yang lalu.”
“ Tahun lalu?”
“ Iya, kenapa?”
“ Brengsek juga dia ya, padahal dalam waktu itu dia jadian ma gue.”
“ Benaran Loe?”
“ Benar, enam bulan yang lalu gue jadian ma dia, and baru tadi pagi putusnya”
“ Gila juga ya, Rendra tau”
“ Tau, biasa aja dia, udah lupain aja dia, malas bahas dia, makasih ya udah ngantarin gue, met malam.”

Vita pun turun dari mobil dan lansung masuk kedalam kamar.Sesampai dikamar iapun lansung untuk tidur. Lama-kelamaan akhirnya Vita and Alfi mulai dekat. Rendy sudah balik ke Jakarta sedangkan Reni ada urusan ke Surabaya. Papanya sedang pergi ke Padang. Jadi dirumahnya agak sepi. Alfi sering main kerumah Vita. Setiap malam minggu pasti datang kerumahnya untuk menemui Rendra. Kadang mereka berdua pergi and kadang Vita suka ikut karna bingung mau kemana. Jadi dia lebih memilih untuk pergi bersama kakaknya dan Alfi. Dia sama Alfi sudah tidak asing lagi. Mereka sudah seperti adik-kakak. Mereka sudah sering jalan berdua kemana-mana.Tapi Sekarang tampaknya Alfi menghindar dari Vita. Nggak tau apa permasalahannya. Dia nggak pernah lagi muncul dirumahnya Vita. Ditelponpun pasti selalu nggak diangkat. Semenjak Rendra sudah punya pacar malam minggu mereka juga nggak ngumpul lagi. Hari-hari dilewati Vita dengan kesepian, akhirnya bawaannya selalu BT trus.
****

Malam ini Vita dirumah sendirian, tampangnya tampak suntuk banget. Acara di TV nggak ada yang bagus. Diraih HP nya tapi juga nggak ada sms dari siapapun. Dia pun bingung mau sms siapa karna low dia sms sembarang orang ntarnya malah tambah kesal sendiri. Akhirnya ia memutuskan untuk sms Alfi. Tapi sudah 30 menit smsnya juga lom dibalasnya.
“ Sepertinya dia tidak menginginkan kehadiran gue, Ya udahlah lupain aja dia.” Gumamnya dalam hati
“ Tapi kok gue bawaannya kesal aja low dia nggak sms gue, pa gue suka dia, ah nggak lah ngapain juga mikiran orang yang nggak mikiran gue, ngapain gue berharap ma orang yang nggak mengharapkan kehadiran gue, capek berharap terus, mending jalani aja seperti air mengalir.” Gumamnya lagi.

Dia baringkan badannya, dan tak lama kemudian ia ketiduran. Hari ini hari Sabtu, dirumah tak ada satupun orang. Kecuali kakaknya yang sedang tidur. Vita lagi duduk dengan kesal karena tadi tidak sengaja ia melihat pacar kakaknya jalan bermesraan dengan cowok lain. Ia tidurkan badannya disebuah sofa diruang tamu. Tak lama kemudian ada tamu yang datang. Dengan malas Vita membuka pintunya. Betapa kagetnya dia, ternyata yang datang Mey-Mey ceweknya Rendra. Dengan nada tidak suka Mey-Mey bertanya kepada Vita;
“ Mana Rendra?”
“ Tidur, ada perlu apa?” Jawabnya dengan jutek
“ Bukan urusanmu.” Mey-Mey lansung menerobos Vita yang berdiri didepan pintu

Dengan kesal Vita menarik tangan Mey-mey dan Mey-mey mendorongnya kebelakang. Dengan kesal Vita membuka suaranya;
“ Tau sopan santun nggak sih, mau kemana loe?”
“ Eh loe tu disini Cuma anak angkat jadi nggak usah sok deh, kapan aja loe bisa diusir dari sini.”

Vita lansung terhenyak mendengar kata-kata cewek itu.
“ Tega kali kakak ceritain ke dia” gumamnya dalam hati

Vita menarik kembali tangannya dan berkata;
“ Sampai kapanpun aku tak akan pernah meninggalkan rumah ini, karna disini keluargaku, sedangkan kau cewek murahan yang mengincar harta oarang saja, ku tau kamu tidak mencintai kakak saya, pi mencintai propesinya dan hartanya, kalau kamu nekat masuk kekamar kakakku maka ku kan ceritakan kejadian kamu jalan mesra sama cowok tadi.”
“ Jangan coba mengancam gue, low berani loe ngomong key gitu maka nggak segan-segan ku robek-robek mulutmu” ancam Mey-mey
“ Sayang aku tidak takut cewek matre and murahan”

Mey-mey lansung menampar pipi Vita. Vita yang juga emosi tidak terima begitu saja tamparan itu. Iapun membalasnya, pas sedang menampar Mey-mey
“ Vita apa-apaan kamu ni?” bentak Rendra
“ Dia duluan kak” Vita membela diri
“ Bohong yank, dia yang duluan, masa dia bilang aku cewek murahan yang nggak cocok buat kamu, katanya kakaknya hanya untuk dirinya, aku sudah mengingatkan low kalian adik-kakak jadi tidak akan mungkin itu terjadi, dia marah dan menampar aku.” Mey-mey mendekati Rendra
“ Dirumah ini tidak ada kekerasan, jika kamu mau ada kekerasan silakan tinggalkan rumah ini.”
“ Tapi kak dia duluan yang mulai, dia juga udah selingkuhin kakak.”
“ Tega kali dirimu memfitnah aku hanya karna kamu pengen dapatkan cinta kakakmu.”
“ Kamu memang murahan kok”

Dengan amarah Rendra menampar Vita. Vita benar-benar kaget menerima tamparan itu. Baru pertama ini Rendra menamparnya karna ceweknya.
“ Tampar lagi kak, tampar................”
“ Pergi kamu dari rumah ini.”

Dengan kesal Vita lari keluar rumah. Ia tak ada bawa apa-apa, sopirpun tak ada nampak. Terpaksa ia jalan kaki. Tak tau mau kemana yang ia tuju. Air matanya meleleh saja. Benar-benar sudah tak tahan lagi ia menahan air matanya. Ia benar-benar tak menyangka kakaknya berubah dan mengusir dia. Hari sudah larut malam, ia masih duduk dihalte. Tak tau mau kemana ia pergi.Ia duduk aja disana sendirian sambil menangis. Hujan pun turun deras, ada tiga orang cowok berhenti di halte. Ternyata cowok itu Alfi dan teman-temannya.
“ Fi tu kan adeknya Rendra.” Bisik seoarang temannya
“ Iya Fi, dia menangis, apa mungkin mau pulang nggak ada taksi”

Alfipun mendekatinya karna sudah tidak tega melihat mata Vita yang suda bengkak karna menangis.
“ Kamu ngapain disini Vit?” mau diantar pulang?”

Vita hanya diam saja. Melihat Vita diam Alfipun mengeluarkan Hpnya. Ia hendak menelpon Rendra.
“ Nggak usah nelpon Rendra kak, Kak Rendra tlah mengusir aku”

JEBAKAN CINTA
Cerpen Erna Gusnita

Ngomongin cinta memang tidak akan pernah habisnya. Cuma mungkin ada yang membedakan sebarapa besar cinta itu kepada seseorang. Cinta membuat orang-orang lebih nekat, lebih gila, bahkan ada juga lebih baik. Ada yang terpuruk karna ditinggal cinta. Ada juga yang biasa-biasa aja bahkan mempermainkan cinta. Semua bisa aja terjadi karna cinta. Cinta memang membuat kita seperti orang gila. Tapi sebenarnya itu normal sebab jika tidak pernah jatuh cinta berarti orang itu tidak normal. Cinta sudah mengalir didalam diri kita saat kita terlahir kedunia ini.Cinta tidak bisa dipaksakan dan tidak bisa direkayasa oleh seseorang. Siapapun orangnya, mau pejabat, tukang kebun dan sebagainya. Dizaman sekarang ini jarang wanita atau lelaki yang memperjuangkan cinta mereka. Cinta bisa saja dibeli dengan uang. Mereka berpikir dengan uang cinta akan tumbuh sendirinya. Hidup membutuhkan uang bukan cinta. Tapi ada pendapat lain, mungkin ini sepuluh dari seribu wanita atau lelaki yang berpendapat seperti ini. Mereka bisa menerima pasangannya apa adanya tanpa memikirkan harta, jabatan. Mereka menjalani semua ini dengan cinta. Dengan cinta mereka bisa membangun rumah tangga yang utuh dan karna cinta mereka lakukan apapun untuk pasangan mereka masing-masing. Dengan cinta mereka bisa mencari uang. Senang-susah mereka lewatkan bersama. Sungguh luar biasa, ntah mana yang benar kita tidak bisa memberi jawaban. Mungkin hanya hati nurani kita yang bisa menjawab semua ini.Dan tergantung kepada masing-masing kepribadian orang itu sendiri.
   
Ditaman kampus ada seorang cewek yang sedang nungguin seseorang, ntah siapa orang yang ditunggu. Cewek ini biasa saja, tidak cantik. Tak lama menunggu akhirnya seorang cowok datang. Cowok ini lumayan keren, sepertinya tidak kuper. Cowok itu namanya Dean. Sesampai disana ia lansung membuka suara
“ Maaf telat, tadi lagi belajar baru aja keluar”
“ gak pa-pa, ada apa sih?
“ Sebenarnya kamu tinggal sama siapa sih??
“ Mang kenapa? Ada yang aneh”
“ Nggak ada, pengen dekat aja, tuh mamamu apa nggak sih?
“ Sebenarnya itu mama angkatku, aku diambil dipanti asuhan”
“ Jadi apa yang dibilang anak-anak tu benar., jadi selama ini loe bohong ma gue”
“ Gue nggak pernah niat untuk bohong, dia memang mama angkatku pi ku udah menganggapnya seperti mamaku sendiri, dari kecil beliau menyengolahkan aku sampai aku kuliah begini”
“ Tapi setidaknya kamu jujur dong dari dulu”
“ Apa perlu gue jujur tentang itu, apa salah ku menganggap mama adalah mamaku”
“ Nggak taulah, susah ngomong sama kamu, lebih baik kita putus aja ya”
“ Ya udah low memang itu yang lebih baik untuk kita”

Cewek yang bernama Vita lansung pergi dari tempat duduknya. Ia lansung pulang kerumahnya. Antara kampus dan rumahnya berjarak 5 km. Karna jalan macet, jadi 45 menit kemudian baru sampai dirumah. Sesampai dirumah ia lansung masuk kekamar, ia banting pintu kamar. Mamanya yang melihat kejadian itu lansung menghampiri anaknya. Ia mendapati anaknya sedang menangis dikasur. Ia mendekati anaknya dengan perlahan, dan bertanya:
“ Ada apa nak?”
“ Ma apakah salah low aku tu anak angkat mama”
“ Nggak ada yang salah, memangnya ada apa?”
“ Dean tau low aku bukan anak mama, dia marah-marah dan minta putus”
“ Emang tau darimana dia?”
“ Nggak tau darimana ia tau, pi apakah aku salah low nggak bilang masalah itu, aku dah menganggap mama sebagai mama kandungku sendiri”
“ Kamu nggak salah, mama juga nggak pernah bilang keteman-teman mama kamu anak angkat mama, mungkin dia tidak tulus mencintaimu”

Tiba-tiba
“ Dia kenapa ma? Tanya Rendy kakaknya datang
“ Ini masa gara-gara tau Vita anak angkat lansung diputusin sama Dean” Jawab mamanya
“ Berarti dia tidak tulus mencintaimu, selama pacaran ma kamu dia pernah minta- minta bantu berupa uang”
“ Ada, mang kenapa?”
“ Berarti dia cuma mengharapkan hartamu aja, low besok dia baikan ma kamu coba kamu uji dia”
“ Kakakmu benar tu”

Tak lama kemudian Reni anak kedua dari Subroto masuk kekamarnya. Reni tua tiga tahun dari Rendy. Rendy tua satu tahun dari Vita. Anak pertama dari pasangan Subroto dengan Pratiwi subroto bernama Rendra. Sekarang sudah menjadi guru disalah satu sekolah di Batam. Dulu ia kuliah di UNP jurusan Matematika pendidikan. Ia baru berumur 27 Tahun. Anak kedua yang bernama Reni menjadi dokter di Rumah Sakit Embung Fatimah. Sudah 2 Tahun ia dinas.Kuliah di UNIBA. Sedangkan anak ketiga pasangan ini masih kuliah semester akhir Jurusan kedokteran di UI. Anak terakhir mereka angkat waktu berumur 4 Tahun. Dia adalah Vita. Sekarang masih kuliah semester enam di UNRIKA. Subroto dan istrinya tak pernah pilh kasih pada anak-anaknya. Begitu juga anak-anak Subroto. Vita mereka sayangi seperti adik kandungnya sendiri. Apapun keinginan Vita pasti mereka kabulin. Waktu kecil dulu Rendy rela ngasih sandalnya karna sandal Vita putus waktu main-main dikampung mamanya. Padahal aspal sangat panas sekali. Reni juga begitu, ia selalu membawakan makanan kesukaan adeknya kalau dia lagi pergi kemana-mana. Rendra juga begitu, kalau main sama dia, pasti Vita selalu dia gendong. Ia rela kena hujan asalkan adeknya Vita tidak kena air hujan. Begitu sayangnya mereka pada Vita. Begitu juga Vita, Jika kakak-kakaknya lagi pada keluar kota pasti ia kebingungan mau ngapain. Begitu dekatnya mereka.

Diruang tamu Alfi sedang duduk sambil menonton TV. Alfi anak bungsu dari keluarga Siswanto. Siswanto seorang pengusaha. Dimana-mana ada hotelnya dan 10 restauran. Baik diluar dan di dalam Batam. Siswanto punya 2 anak. Dua-duanya laki-laki. Anak pertama mengurus hotelnya di Jogja. Jadi sekarang tinggal Alfi dan pembantunya dirumah.Papa dan mamanya sedang keluar kota. Alfi benar-benar sedang prustasi tampaknya. Gimana tidak, pacar yang ia sayangi, yang ia rawat meninggalkannya. Dari kuliah sampai bekerja dibiayain sama Alfi. Tapi ceweknya rela meninggalkannya demi cowok lain. Memang cowok itu sekarang pekerjaannya sudah mantap dari Alfi. Alfi waktu itu masih guru honor. Baru setahun ia jadi PNS. Ia belom tertarik untuk menjalani bisnis papanya. Hari-hari setelah ditinggal mantannya yang ada keterpurukan. Sedang asik melamun tiba-tiba Rendra datang.
“ Loe bengong kenapa lagi??”
“ Nggak kenapa-napa, bingung aja”
“ Bingung kenapa? Jangan bilang loe teringat mantan loe”
“ Ya gue nggak habis pikir aja Ndra, bunga yang guue rawat, eh diambil orang”
“ Ya namanya aja nggak jodoh, udahlah lupain dia, kerumah ku yok”
“ Yoklah, ku juga bt dirumah terus”

Jarak rumah Alfi kerumah Rendra menempuh waktu 30 menit. Sesampai dirumah Rendra tak ada satu orangpun yang ada dirumah. Rendra menghampiri pembantunya yang sedang nonton TV diruang tengah. Pembantunya seusia dengan Vita. Keluarga mereka juga menguliahkan dia. Karna dulu ibunya pembantu setia mereka. Namun antara Vita dengan Ica tidak begitu akrab dikampus. Paling cuma tegur sapa pi low dirumah mereka tampak akrab juga.
“ Ca, mama mana?”
“ Dikamar den”
“ Yok lansung kekamarku aja ya Fi”
“ OK”

Mereka berjalan menuju kamar Rendra yang terletak di lantai dua. Kamar Rendra dan Reni bersebelahan. Kamar Rendy juga masih dilantai dua tapi agak terpisah dari kamar mereka berdua. Sedangkan kamar Vita berada dibawa yang tidak jauh dari tangga. Setelah sampai dikamar Rendra turun lagi tapi sendirian tanpa Alfi. Ia menuju kamar Vita. Ia dapati mamanya, dan adik-adiknya berkumpul disana.
“ Ada perkumpulan apa ni ma?”
“ Nggak ada apa-apa, adekmu lagi sedih aja”
“ Biasalah kak low remaja key gini” Reni membuka suara
“ Udahlah adekku sayang, nggak baik berlarut dalam kesedihan ntar tambah jelek, tengok tu tambah jelek aja kan”
“ Kakak” teriak Vita lansung duduk dan mengejar Rendra yang lari kekamarnya
“ Mulai deh” Kata Rendy keluar dari kamar Vita

Vita mengejar Rendra kekamarnya, sampai dikamar Rendra lansung Rendra dipukul dan dicubitnya. Rendra berusaha menahan kesakitan demi adeknya.
“ Udah donk, sakit tau”
“ Biarin nggak peduli”
“ Akrab kali dirimu ma pembantumu Ndra” Alfi membuka suara

Mereka berdua terhenti sambil menatap Alfi.Alfi pun melihat dengan heran.
“ Memang kak Rendra pernah cerita ya, and mang mirip pembantu?”
“ Makanya jangan larut dalm masalah terus, kan jadi jelek jadi dianggap pembantu deh” Rendra ketawa
“ Makasih atas pujiannya”

Vita lansung lari dari kamar Rendra, Rendra lansung mengejarnya. Vita lansung masuk kekamar dan mengunci pintunya. Ia menangis kembali.Rendra kembali kekamarnya dan menemukan Alfi yang sedang menonton film horor.
“ Fi, kamu nggak tau dia ya, lom kenal ya?”
“ Mang kenapa?”
“ Dia bukan pembantu aku, dia adekku yang paling bungsu, yang kami jaga selama ini, dari kecil dia paling istemewah sekali bagi kami.”
“ Adekmu yang mana lagi? Setauku adekmu dari sejak awal kenal Reni dan Rendy, dia nggak ada kemiripan denganmu.”
“ Kamu nggak pernah ketemu dia, memang low adek kakak harus mirip, banyak diluar sana orang adek kakak yang nggak mirip kok”
“ Dia ngambek ya, maafin aku ya.”
“ Dia bentar aja ngambeknya, ntar juga baikan”

Memang begitu dengan Vita, dia terlalu sensitif akhir-akhir ini. Tapi low ngambek dengan kakaknya paling nggak akan lama. Karna dia nggak kan tahan jika hari-harinya tidak dilalui dengan kakak-kakaknya. Vita juga orangnya gampang kasihan, ia paling nggak tegaan. Keadaan ini sering dimanfaatin oleh mama dan kakak-kakaknya. Kalau kakaknya sedang bermasalah maka ia adalah orang yang paling pertama yang membantunya karna kasihan sama kakaknya.Malam ini Alfi menginap dirumahnya Rendra. Ia benar-benar suntuk low dirumah sendirian. Malam ini semua orang sudah ngumpul diruang makan tapi Vita tidak muncul-muncul. Kemana ya?. Ternyata dia masih dalam kamar. Inilah kebiasaan buruk Vita. Orang sibuk mau makan malam dia sibuk mau tidur. Tambah lapar  tambah enak tidurnya. Jauh berbedakan jika biasanya orang-orang low udah kenyang baru bisa tidur. Terpaksa mamanya membangunkannya. Tapi kali ini yang membangunkannya Rendy sama Rendra. Mereka masuk kekamar Vita dan mengangkatnya lalu memasukkannya kedalam bak mandi. Vita kaget lansung berteriak.
“ Aahhhhhhhhhhhhhhhhhh”

Semua yang mendengar teriakan itu lansung menuju ke kamar Vita yang nggak terlalu jauh dari ruang makan.
“ Ada apa? Tanya mamanya
“ Kak Rendy jahat baget ma, kan dingin”
“ Siapa suruh tidur jam segini, enak nggak”
“ Ih menyebalkanlah, suka-sukalah mau tidur ato nggak, low lapar makan aja dulu, dah keluar semua ntar lagi ku keluar”

Semua keluar dengan ketawa, tak lama kemudian Vita pun keluar dari kamarnya. Ia menghenyakkan pantatnya dikursi disampingnya Reni dan mamanya. Sedangkan diseberangnya ada Alfi, Rendy dan Rendra. Mereka semua makan tanpa adanya suara yang keluar dari mulut satupun. Selesai makan semua ngumpul didepan TV seperti biasa. Mama dan Papanya duduk diatas sama Vita dan Reni. Sedangkan yang lain duduk dibawah. Seperti biasa semua nonton opera van java. Ini siaran kesukaan semua anggota keluarga ini. Pas lagi iklan, mamanya bertanya pada Rendy;
“ Ndy, kamu kapan ke Jakarta?
“ Mungkin hari Sabtu aja ma, biar minggu bisa istirahat”
“ Ma, Vita ikutlah ma kak Rendy.”
“ Ngapain?? Key nggak ada kerjaan aja” Rendra membantahnya
“ Emang nggak ada kerjaan, bis malas nengok muka orang jelek dirumah ni,low kak Rendy kan lumayanlah”
“ Trus yang paling cakep siapa dong?” Tanya Rendra
“ Yang paling cakep anak mama dan papa adalah Vita, yang kedua Reni, and yang ketiga kak Rendy and yang paling jelek adalah kak Rendra”
“ Yeee keGR-an loe, sejelek apa sih kakakmu ini, padahal banyak yang naksir loh.” Bantah Rendra
“ Kak Ndy antarin ku ke DC mall, ada yang mau dibeli.”
“ Antar sama Kak Rendra ato ma kak Reni aja, kakak mau beres-beres”
“ Duh kakak capek banget sayang” Reni membuka suara
“ Kakak banyak yang mau disiapkan ni, Fi loe sibuk nggak antarin adekku lah.”
“Boleh, kebetulan ku juga ada yang mau dicari.”
“ Makanya belajar bawa mobil, ni penakut banget, masa kemana-mana harus diantar.” Bantah Reni

Vita diam aja sambil berjalan ke kamarnya. Tak lama kemudian dia keluar dari kamarnya membawa sebuah tas kecil. Mereka pergi menggunakan mobilnya Renda. Jarak rumah Vita dengan DC mall tidak terlalu jauh. Diperjalanan mereka hanya diam saja tanpa ada sepatah katapun. Sesampai disana, Vita masuk saja tanpa basa-basi sama Alfi. Alfi mengikuti Vita dari belakang.Ternyata Vita kesana cuma mau beli cosmetik dan farfum ditempat ia biasa beli.Setelah siap membeli farfum,ia mulai membuka suaranya
“ Kak lama dikit nggak apa-apakan?”
“ Nggak masalah, masih jam 9 pun, masih ada yang mau dibeli?
“ Mau liat-liat aja dulu.”
“ Ya udah”

Mereka hanya melihat-lihat saja. Dari tadi tidak ada yang dibelinya. Tanpa disadari Vita ketabrak Dean. Vita tampak kaget, begitu juga dengan Dean.Ketika Dean melihat Alfi, Dean tampak gembira sekali. Ternyata mereka juga kenal satu sama lainnya.
“ Masih langgeng aja ya ma Tita. Kata Alfi membuka suaranya
“ Iya, kemana aja selama ini?” Dean berusaha mengalihkan pembicaraan
“ Kak Vita pergi dulu ya kemobil.” Vita pamitan sama Alfi
“  OK.”

Vita berjalan kearah parkiran dengan kesal. Tak ada sedikitpun senyum diwajahnya. Dimobil ia terpaksa menunggu Alfi dengan sabar. Soalnya sudah 15 menit tapi Alfi lom juga dtang-datang. Tak lama kemudian Alfi muncul berbarengan dengan Dean dan seorang cewek. Wah ternyata mereka berdiri pula didepan mobil untuk ngobrol. Nggak habis-habisnya obrolannya. Tak lama akhirnya Dean menjauh juga dari mobilnya dan Alfi juga masuk ke mobil. Melihat mukanya Vita manyun aja, akhirnya Dean membuka suara;
“ Maaf ya, Kamu kesal ya nunggu kelamaan?”
“ Nggak lah, ku nggak kesal menunggunya pi kesal sama temannya tadi.”
“ Mang kenapa dengan dia? Oya dia kan satu kampus ma loe, nggak kenal ya?
“ Kenal kok, udah lama ya mereka pacaran?”
“ Kenapa mang nya?”
“ Tanya aja sih.”
“ Mereka jadian udah setahun yang lalu.”
“ Tahun lalu?”
“ Iya, kenapa?”
“ Brengsek juga dia ya, padahal dalam waktu itu dia jadian ma gue.”
“ Benaran Loe?”
“ Benar, enam bulan yang lalu gue jadian ma dia, and baru tadi pagi putusnya”
“ Gila juga ya, Rendra tau”
“ Tau, biasa aja dia, udah lupain aja dia, malas bahas dia, makasih ya udah ngantarin gue, met malam.”

Vita pun turun dari mobil dan lansung masuk kedalam kamar.Sesampai dikamar iapun lansung untuk tidur. Lama-kelamaan akhirnya Vita and Alfi mulai dekat. Rendy sudah balik ke Jakarta sedangkan Reni ada urusan ke Surabaya. Papanya sedang pergi ke Padang. Jadi dirumahnya agak sepi. Alfi sering main kerumah Vita. Setiap malam minggu pasti datang kerumahnya untuk menemui Rendra. Kadang mereka berdua pergi and kadang Vita suka ikut karna bingung mau kemana. Jadi dia lebih memilih untuk pergi bersama kakaknya dan Alfi. Dia sama Alfi sudah tidak asing lagi. Mereka sudah seperti adik-kakak. Mereka sudah sering jalan berdua kemana-mana.Tapi Sekarang tampaknya Alfi menghindar dari Vita. Nggak tau apa permasalahannya. Dia nggak pernah lagi muncul dirumahnya Vita. Ditelponpun pasti selalu nggak diangkat. Semenjak Rendra sudah punya pacar malam minggu mereka juga nggak ngumpul lagi. Hari-hari dilewati Vita dengan kesepian, akhirnya bawaannya selalu BT trus.
****

Malam ini Vita dirumah sendirian, tampangnya tampak suntuk banget. Acara di TV nggak ada yang bagus. Diraih HP nya tapi juga nggak ada sms dari siapapun. Dia pun bingung mau sms siapa karna low dia sms sembarang orang ntarnya malah tambah kesal sendiri. Akhirnya ia memutuskan untuk sms Alfi. Tapi sudah 30 menit smsnya juga lom dibalasnya.
“ Sepertinya dia tidak menginginkan kehadiran gue, Ya udahlah lupain aja dia.” Gumamnya dalam hati
“ Tapi kok gue bawaannya kesal aja low dia nggak sms gue, pa gue suka dia, ah nggak lah ngapain juga mikiran orang yang nggak mikiran gue, ngapain gue berharap ma orang yang nggak mengharapkan kehadiran gue, capek berharap terus, mending jalani aja seperti air mengalir.” Gumamnya lagi.

Dia baringkan badannya, dan tak lama kemudian ia ketiduran. Hari ini hari Sabtu, dirumah tak ada satupun orang. Kecuali kakaknya yang sedang tidur. Vita lagi duduk dengan kesal karena tadi tidak sengaja ia melihat pacar kakaknya jalan bermesraan dengan cowok lain. Ia tidurkan badannya disebuah sofa diruang tamu. Tak lama kemudian ada tamu yang datang. Dengan malas Vita membuka pintunya. Betapa kagetnya dia, ternyata yang datang Mey-Mey ceweknya Rendra. Dengan nada tidak suka Mey-Mey bertanya kepada Vita;
“ Mana Rendra?”
“ Tidur, ada perlu apa?” Jawabnya dengan jutek
“ Bukan urusanmu.” Mey-Mey lansung menerobos Vita yang berdiri didepan pintu

Dengan kesal Vita menarik tangan Mey-mey dan Mey-mey mendorongnya kebelakang. Dengan kesal Vita membuka suaranya;
“ Tau sopan santun nggak sih, mau kemana loe?”
“ Eh loe tu disini Cuma anak angkat jadi nggak usah sok deh, kapan aja loe bisa diusir dari sini.”

Vita lansung terhenyak mendengar kata-kata cewek itu.
“ Tega kali kakak ceritain ke dia” gumamnya dalam hati

Vita menarik kembali tangannya dan berkata;
“ Sampai kapanpun aku tak akan pernah meninggalkan rumah ini, karna disini keluargaku, sedangkan kau cewek murahan yang mengincar harta oarang saja, ku tau kamu tidak mencintai kakak saya, pi mencintai propesinya dan hartanya, kalau kamu nekat masuk kekamar kakakku maka ku kan ceritakan kejadian kamu jalan mesra sama cowok tadi.”
“ Jangan coba mengancam gue, low berani loe ngomong key gitu maka nggak segan-segan ku robek-robek mulutmu” ancam Mey-mey
“ Sayang aku tidak takut cewek matre and murahan”

Mey-mey lansung menampar pipi Vita. Vita yang juga emosi tidak terima begitu saja tamparan itu. Iapun membalasnya, pas sedang menampar Mey-mey
“ Vita apa-apaan kamu ni?” bentak Rendra
“ Dia duluan kak” Vita membela diri
“ Bohong yank, dia yang duluan, masa dia bilang aku cewek murahan yang nggak cocok buat kamu, katanya kakaknya hanya untuk dirinya, aku sudah mengingatkan low kalian adik-kakak jadi tidak akan mungkin itu terjadi, dia marah dan menampar aku.” Mey-mey mendekati Rendra
“ Dirumah ini tidak ada kekerasan, jika kamu mau ada kekerasan silakan tinggalkan rumah ini.”
“ Tapi kak dia duluan yang mulai, dia juga udah selingkuhin kakak.”
“ Tega kali dirimu memfitnah aku hanya karna kamu pengen dapatkan cinta kakakmu.”
“ Kamu memang murahan kok”

Dengan amarah Rendra menampar Vita. Vita benar-benar kaget menerima tamparan itu. Baru pertama ini Rendra menamparnya karna ceweknya.
“ Tampar lagi kak, tampar................”
“ Pergi kamu dari rumah ini.”

Dengan kesal Vita lari keluar rumah. Ia tak ada bawa apa-apa, sopirpun tak ada nampak. Terpaksa ia jalan kaki. Tak tau mau kemana yang ia tuju. Air matanya meleleh saja. Benar-benar sudah tak tahan lagi ia menahan air matanya. Ia benar-benar tak menyangka kakaknya berubah dan mengusir dia. Hari sudah larut malam, ia masih duduk dihalte. Tak tau mau kemana ia pergi.Ia duduk aja disana sendirian sambil menangis. Hujan pun turun deras, ada tiga orang cowok berhenti di halte. Ternyata cowok itu Alfi dan teman-temannya.
“ Fi tu kan adeknya Rendra.” Bisik seoarang temannya
“ Iya Fi, dia menangis, apa mungkin mau pulang nggak ada taksi”

Alfipun mendekatinya karna sudah tidak tega melihat mata Vita yang suda bengkak karna menangis.
“ Kamu ngapain disini Vit?” mau diantar pulang?”

Vita hanya diam saja. Melihat Vita diam Alfipun mengeluarkan Hpnya. Ia hendak menelpon Rendra.
“ Nggak usah nelpon Rendra kak, Kak Rendra tlah mengusir aku”

 

Jika anda ingin melihat selengkapnya bisa klik disini Download untuk mendapatkan filenya.

Share this


0 Comments

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

About