Kamis, 21 Januari 2016

Melepas Cinta

Aku bagai tersihir oleh seyuman dan tatapannya. Oh God apa yang harus aku lakukan? Aku tak dapat mengontrol lagi perasaanku kepadanya, dia benar-benar telah mengalihkan duniaku. Aku sekarang merasa seperti orang yang paling aneh dari orang aneh, biasanya orang aneh menurut versiku (hehehe) adalah orang yang sering tersenyum sendiri ketika pegang Hp atau lagi baca komik, novel, dan lainnya.

Lah ini aku, senyum-senyum sendiri disertai pipi merah semu tanpa pegang apa pun gimana mau gak dibilang aneh bin ajaib. Oh No, jangan sampai aku jadi gila karena cinta ini yang menurut aku cinta ini akan bertepuk sebelah tangan seperti lagunya Ribbas. Yang pada endingnya tak jauh-jauh dari kisah cintaku semenjak SD-SMA. Bisa dibayangkan yang terbalas hanya 3 dan yang jadi cuma 1 itu pun mantan pacar pertamaku (hahaha) menyedihkan sekali ya kisah percintaanku.

Selama 23 tahun ini hanya sekali aku pacaran dalam dunia nyata dan itu pun hanya bertahan 1 setengah tahun yang putus nyambung kayak benang layangan aja. Huft… bukan berarti aku nggak laku guys tapi karena aku terikat janji sama mamaku yang hanya boleh pacaran setelah lulus SMA dan bekerja. Alhasil tiap kali aku deket sama orang ya selalu dalam ruang lingkup TTM (teman tapi mesra) dan HTS (hubungan tanpa status).
Dan menurutku kisah cintaku yang terumit adalah sekarang, bagimana tidak? selain aku yang 2 tahun ini baru menyadari bahwa aku suka sama Kak Deva saudara sepupuku juga menyukainya bahkan seisi kantor pun telah mengetahui kalau saudaraku itu suka sama Kak Deva. Nggak lucu kan aku tiba-tiba dipergoki suka juga sama Kak Deva? Entar aku dikira perebut gebetan saudara sendiri dan pastinya aku nggak mungkin nyakitin hati saudaraku itu. Ya beginilah rumitnya kisah cinta yang aku jalani, tapi tak bisa dipungkiri aku benar-benar telah jatuh hati sama Kak Deva.

Tak peduli umur kita yang terpaut 4 tahun tak peduli dia mempunyai kekurangan apa pun yang terlihat ataupun tak terlihat, yang jelas sekarang aku benar-benar menyukainya dan aku tak tahu karena apa. Aku merasa nyaman, nyambung pas bicara dan merasa banyak beberapa kesukaan kita yang sama seperti contoh drama-drama atau film korea, lagu, pokoknya yang berhubungan dengan korea dia juga suka.
Jarang sekali kan, kita menemukan seorang laki-laki yang suka hal-hal berbau korea, apalagi dia itu pinter banget yang namanya IT dia bisa menservice apa pun termasuk hatiku (hehehe) benar-benar aku dibuat kecanduan olehnya seakan aku tak bisa bila jauh dengannya. Dia orang yang sempurna di mataku, hidungnya, matanya, bibirnya, raut wajahnya, dan seluruh tubuhnya aku suka. Aaah… gila, bena-benar aku sudah gila sekarang!

Tiba-tiba bunyi sms membuyarkan setiap lamunanku. Ku baca layar dari Handphone-ku, tertera nama Kak Deva. Seketika mataku terbelalak mendapati dia yang ku pikirkan tiba-tiba mengsmsku.
“Aku di depan rumahmu sekarang Ay.” Tulis sms Kak Dika.
Aku balas sms Kak Dika dengan mengetik “Loh jadi Kak? aku kira nggak jadi ke sini. Oke tunggu aku ke luar.”

Aku kirim dan langsung berhambur mencari jaket dan sedikit melirik penampilanku di depan cermin. Oke nggak terlalu berantakan, biarlah dia tahu penampilanku yang apa adanya ini dikala malam hari, apalagi sekarang sudah jam 9 malam lebih. Ku buka pintu dan ku dapati Kak Deva sudah berada tepat di hadapanku, dag-dig-dug deear yang aku rasakan, aduh jangan sampai Kak Deva mendengar detakan jantungku yang semakin cepat untuk berdetak.
“Kirain nggak jadi ke sini Kak.”
“Ya jadilah kan aku udah bilang, pantang buat aku untuk melupakan apa yang telah aku janjikan kecuali kalau memang benar-benar ada keperluan yang mendesak.” Jawabnya sembari tersenyum jahil melirikku. Oh God please Ay jangan sampai kamu pingsan di sini, meleleh rasanya melihat senyuman dan lirikan matanya.

Dan malam itu pun berakhir menyenangkan, walaupun Kak Deva ke tempatku hanya karena ingin memperbaiki data kantorku yang tiba-tiba terkena virus tapi tak apalah ini merupakan bencana yang menyenangkan buatku bahkan aku merasa telah terkena virus juga, virus cinta (hahaha). Keesokkan harinya seperti biasa aku berangkat 15 menit lebih awal untuk menghindarinya panjangnya antrean lift kantor di pagi hari, dan pagi ini aku tak sengaja 1 lift dengan Berta saudara sepupuku.
“Hey, Ayma. Aku mau curhat sama kamu nih, nanti ke ruanganku sebentar bisa kan ya? Please.” Katanya dengan wajah polos dan imut. Okelah aku nggak mungkin menolak permintaannya.
“Baiklah.” ucapku seraya tersenyum. Lift menunjukkan lantai 5 di mana aku dan Berta harus turun, kami langsung melangkah menuju ruangnanya. Masih sepi yah karena masih 10 menit lagi perkantoran dimulai. Sampai di situ Berta langsung menarik tanganku dan mendudukkanku di kursi duduknya.
“Ay kamu tahu nggak, kalau aku dan Kak Deva akan ditugaskan ke luar kota selama 1 bulan, dan itu artinya aku dan Kak Deva akan bersama-sama selama 1 bulan nanti. Aaah aku tak bisa membayangkan akan bersama dengannya selama itu, dan semoga saja selama kebersamaan kita itu akan ada Rasa yang tumbuh di hati Kak Deva. Aku sudah tak tahan lagi jika terus memendam perasaan ini Ay.” Cerita Berta dengan penuh kebahagiaan.
Aku hanya mampu menyungingkan senyuman walaupun sebenarnya bagai tersambar petir aku mendengar berita tersebut, “mereka akan bersama-sama selama 1 bulan? Aku tidak akan bertemu dengan Kak Deva selama 1 bulan? Tidak ada hal yang mustahil jika mereka tidak saling jatuh cinta selama di sana, Berta orangnya manis dan baik bagimana mungkin tak ada seorang pria yang jatuh cinta pada gadis baik dan manis yang mencintainya dengan tulus? Toh Kak Deva juga selalu bersikap baik kepada Berta bahkan aku rasa lebih dari sekedar rekan kerja.
Tiba-tiba aku merasa susah untuk bernapas, aku tak dapat berpikir jenih. Hanya sakit yang ku rasakan sekarang aku benar-benar harus melupakan Kak Deva, aku tak mungkin merusak kebahagiaan saudaraku ini dan bahkan kebahagiaan Kak Deva nantinya. “Ay, kok ngelamun?” tepukan Berta menyadarkanku, “Oh, maaf aku nggak fokus ya. Selamat ya Ta, jadi kamu pasti akan bisa lebih intens dengan Kak Deva dan ini kesempatan untuk mengungkapkan perasaan kamu juga.” Jawabku sembari tersenyum.
“Tapi aku nggak tahu Ay, Kak Deva suka sama aku juga atau tidak. Aku takutnya pas aku ungkapin perasaanku Kak Deva malah menolaknya gimana dong.”
“Kamu tak akan tahu jawabnnya jika kamu tidak mencobanya, so kamu coba dulu yah. Kemungkinan apa pun bisa terjadi, siapa tahu selama ini Kak Deva juga punya hati kepadamu.” jawabku dengan senyum manis, “yah aku harus bahagia jika Berta dan Kak Deva bahagia” itu pikirku.

Dan hari itu pun dimulai dimana hari keberangkatan Berta dan Kak Deva ditugaskan ke luar kota bersama, entah aku harus merasa bahagia atau sedih. Yang pasti sekarang pikiranku berkecamuk. Tersenyum, yah itulah yang bisa aku lakukan walaupun sebenarnya senyuman itu sangat pahit. Mencoba mengikhlaskan orang yang kita cinta untuk orang yang kita sayangi dan untuk kebahagiaan orang yang kita cintai itu tak mudah. Dan itulah yang aku rasakan sekarang, harus melepasnya.


Cerpen Karangan: Nur Widayanti
Blog: widagezy.wordpress.com

Share this


0 Comments

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

About