Sabtu, 08 Oktober 2016

Maafkan Aku Atas Keputusanku Ini

ONE STEP CLOSER, lagu itu membangunkanku dari mimpi indah siang ini. Segera kulihat jam di hp menunjukkan jam 13.00 wib. Aku langsung bangun, mengambil handuk dan sabun menuju kamar mandi. Mandi yang hanya 15 menit ini membuatku merasa kurang nyaman, yang biasanya bisa memerlukan waktu setengah jam buat mandi. Aku juga gak tahu kenapa aku betah banget di kamar mandi. Aku siap-siap ganti baju dan kerudung yang cocok kukenakan untuk aku kuliah hari ini. Lagu dari linkin park mnyadarkanku kembali akan waktu yang sudah mulai menunjukkan jam 14.00 wib. Wajarlah aku panik karena ini pertemuan keduaku masuk kelas filsafat kependidikan yang sebelumnya hanya kelas online, ini itu mata kuliah yang umum jadi kami yang biasa satu kelas jadi gak satu kelas lagi.

“Astagfirullahhalazim” ucapku dengan memegang dada yang baru saja membuka pintu gerbang kostku, ada laki-laki yang menabrakku. “Aduh, Ta kamu itu ngagetin aku aja.” Kata seorang laki-laki yang juga berpapasan saat membuka pintu gerbang. “Aduh maaf kak, lagi buru-buru nih udah jam 2 aku ada kelas.” Ucapku dengan berlari melewati laki-laki itu. Dia menarik tanganku untuk kembali. “Udah sini aku anter biar gak telat, pake motor.” Tawarannya padaku. “Ah serius nih kak? Ya udah ayo cepet kak.”

Sesampai di kampus, aku langsung berlari menuju ruang kelas. Dikarenakan masih baru aku belum hafal dengan ruang kelasku. Aku sibuk melihat ke layar hp sambil berlari kecil, dan brugh… Semua isi di tas ku jatuh berantakan di lantai.
“Aduh kenapa aku hari ini sial banget sih.” Kesalku. Aku sibuk dengan membereskan barang-barangku yang terjatuh. “Maaf, ya aku gak sengaja tadi gak lihat-lihat.” Membantu memberesi semua barang-barangku
Aku langsung masuk ke kelas dan meminta maaf kepada dosen yang sudah ada di depan, karena aku telat. Untunglah dosennya memberikan aku izin untuk masuk. Aku langsung mencari teempat duduk yang kosong.

“Ok teman-teman kumpulkan tugas yang bapak minta kemarin ke depan sekarang.” Memberikan intruksi kepada semua mahasiswa untuk mengumpulkan tugas
Aku membuka-buka tasku dan fd yang sudah aku persiapkan sebelumnya malah hilang. Aku panik mencari mungkin terjatuh di bawah saat aku menggeledah tadi.
“Kamu cari fd warna merah yang ada namanya CINTA?” terdengar suara laki-laki di sampingku itu. “Iya kamu kok tahu?” tanyaku heran. “Ini fd nya tadi pas kamu tabrakan sama aku di depan kelas barangmu jatuh semua dan satu nih yang belum kamu masukan ya fd ini.” Menyodorkan fd dengan menjelaskan. “Wah makasih ya kak, aduh kalau sampai ilang bisa gawat nih.” “Makanya lebih hati-hati lagi. Ya udah sana gih kedepan kumpulin.” Tanpa menjawab aku langsung berlari ke depan untuk ngumulin “Makasih ya kak, udah ditemuin fd nya. Oh ya aku cinta, kakak?” tanyaku dengan mengulurkan tangan. “Aku Raka, gak usah panggil kak deh kita kan satu angkatan.” “Iya maaf Raka, oh ya sekali lagi makasih ya.” Sambil senyum ke Raka sebagai tanda ucapan terimakasihku padanya dan rasa seneng juga fd ku ketemu

Tiga jam pelajaran selesai. Dosen dan semua mahasiswa langsung keluar kelas. Aku yang masih sibuk dengan membereskan barang-barangku dan mengecek hp ku yang sedari tadi bergetar tanpa aku lihat. 5 pesan dari Fahmi yang isinya sama yaitu “kamu pulang jam berapa nanti aku jemput ya.” Oh ya Fahmi itu laki-laki yang nabrak aku di depan kost sekaligus yang anterin aku tadi dan juga dia itu cowok yang sering ke kostan ku karena yang punya kost itu adalah tantenya ya bisa dibilang dia juga ikut jaga sih. “ini aku udah keluar kelas kak” balasku singkat
“Siapa Cin, cowokmu ya?” tanya Raka “Gak, ini kak Fahmi dia temenku dia sering ke kostan karena dia itu ponakan dari ibu kostku.” Jelasku panjang lebar. “Oh gitu, kamu langsung pulang Cin?” “Ya Ka aku langsung pulang, tinggal nunggu kak Fahmi katanya mau jemput.” “Aku temenin ya, sambil nunggu kak Fahmi.” “Beneran nih, makasih ya.”

Gak lama motor kak Fahmi terlihat mendekati kami yang sedang duduk di kampus.
“Lama nunggu ya Ta? Maaf ya.” “Gak kok kak, makasih ya udah mau jemput. Oh ya nih kenalin dulu temenku namanya Raka.” Kataku dengan menunjuk ke arah Raka. “Fahmi.” Dengan menjulurkan tangan. “Raka kak.” “Raka aku balik dulu ya, makasih dah nemenin.” “Ya Cin sama-sama, hati-hati ya.” “Raka balik dulu ya.” Kata Fahmi
Sesampai di kost aku dan Fahmi tidak langsung masuk ke dalam kami ngobrol-ngobrol di luar gerbang dahulu.
“Ta tadi itu cowokmu ya? Sok-sok berlaga dikenalin temen lagi.” Ujar Fahmi. “Emang kenapa kak, kakak cemburu ya? Hehehe gak kok dia itu temen. Aku juga baru kenal sama dia. Tadi baru aja pas di kelas. Awalnya gak tau kalau da itu temen sekelas untu filsafat pendidikan ini. Untung aja tadi ada dia kak, fd ku dia yang nemuin fd tugasku.”
“Tapi kayaknya dia suka sama kamu deh.” “Alah kakak ini ada-ada aja kenal aja baru, masak suka. Oh ya kakak kenapa tiba-tiba nganterin aku tadi pake jemput segala lagi biasanya kan gak pernah mau nganterin aku” “Gak lagi pengen aja. Ya udah aku balik dulu ya udah sore juga.” “Lah gak pamitan dulu sama tante, tante ada kan di dalem?” “Gak ada, keluar tadi pas aku jemput kamu.



Syukur deh Ta jika yang tadi itu cumen temen kamu, tapi kenapa aku ngerasa kalau dia itu ada lebih. Tapi kenapa juga ya aku gak suka kalau kamu deket sama orang lain selain aku, oh Tuhan apakah ini yang dinamakan cinta atau hanya rasa kagum. Oh Tuhan, kalaupun memang kami adalah jodoh dekatkan kami, dan kalaupun memang kami tidak berjodoh jauhkan kami dan berikanlah aku dan dia jodoh yang terbaik kelak. Amin.. etttsss kenapa aku jadi ngelantur kaya gini, ah udah lah gak usah dpikir.



Kenapa tiba-tiba kak Fahmi mau nganterin aku ya, biasanya kan gak pernah mau. Kami aja selalu berantem kaya kucing sama tikus. Ah udah lah. Oh ya Raka baik juga ya sama aku, untung aja dia tadi nemuin fd aku, kalau gak wah parah bisa gak dapet nilai aku. Mukanya imut banget, pertemuan aku juga gak sengaja kami bertabrakan di depan ruang kelas dan dia membantuku membereskan barang-barang. Tapi kok bisa ya aku gak tau dia padahal kami kan satu kelas, ah ya udah lah.



Kenapa aku ngerasa ada yang aneh ya Cin saat pertama kali aku ngelihat kamu. Maaf ya Cin kalau tadi itu cuma rekayasa aku saja supaya aku bisa ngobrol sama kamu dan bisa kenalan sama kamu. Semoga kamu gak tau ya soal ini. Aku takut kalau kamu tau soal ini nanti kamu marah sama aku dan kamu gak mau lagi deket sama aku. Bego banget sih aku kenapa tadi gak minta no kamu, kenapa aku biarin dia pergi tadi. Ah sudah lah mungkin besok bisa ketemu lagi.



Aku dan kak Fahmi mulai dekat dan tidak lagi berantem. Entah kenapa aku merasa semakin nyaman sama dia. Dia sering ngajak aku keluar dan telpon aku gak jelas. Dan entah kenapa juga aku selalu ngangkat telepon darinya. Hingga suatu saat aku curhat ke dia bahwa aku suka sama seseorang pada pandangan pertama. Awalnya dia sih gak terlalu baik dalam merespon. Begitupun dengan aku dan Raka kami semakin dekat dengan berjalannya waktu. Dia selalu luangin waktu untuk aku. Hingga suatu hari dia ngajak aku katemuan sama dia di taman kota.

“Mau kemana Ta? Tak anterin yuk.” Tawarnya padaku. “Boleh juga ada tukang ojek yang nawarin gratis, hahaha bercanda kak.” “Wah parah kamu, masak disamain sama tukang ojek, ganteng-ganteng gini hehehe. Ya udah ayo naik mau kemana?” “Wah pd banget kamu kalau ganteng. Ke taman kota ya.” “Tapi emang aku ganteng kan? Hehehe” “Ya ya deh ngalah.”

Sampai di taman kota aku langsung menuju ke Rama yang ada di kursi pojok taman yang sebelumnya sudah kami sepakati.
“Hai Ka, mau ngomong apa? Kayaknya serius banget” ujarku santai. “Hai Cin, sini duduk.” Dengan membersihkan bangku disampingnya. “Makasih, oh ya mau ngomong apa?” “Gini Cin, sebenarnya sejak pertama kali aku ketemu sama kamu aku itu sudah kagum sama kamu. Tapi lama kelamaan rasa kagum itu berubah jadi rasa suka. Maaf kalau ini terlalu cepat buat kamu. Tapi aku memang suka sama kamu.” “Aku juga suka sama kamu Ta.” Tiba-tiba terdengar suara dari belakang kami dan setelah aku nengok dia adalah kak Fahmi. “Iya Ta aku suka sama kamu dan Raka juga suka sama kamu, kamu yang mutusin kamu suka sama siapa, aku atau Raka?” ujarnya lanjut “Jujur aku gak bisa jawab sekarang, siapapun yang aku pilih nanti kalian nerima keputusannku dan menghargai keputusanku nantinya. Gini aja seminggu lagi kita bertiga ketemu lagi disini jam 4 sore. Kasih waktu aku berfikir.” “Ok kami akan tunggu, seminggu lagi kami akan kemari lai untuk mengetahui jawaban darimu, bukan begitu Raka?” ujar Fahmi pada Raka “Ok kalau memang ini yang terbaik aku setuju.”

Aku memutuskan untuk pulang. Setiap waktu aku memikirkan semua ini. Jika aku salah mengambil keputusan bisa fatal akibatnya. Sampai-sampai aku tidak fokus dalam pelajaran. Raka temen tapi akhir-akhir ini aku juga gak tau pasti kenapa aku suka memikirkan dia. Kak Fahmi dia udah aku anggap sebagai kakak dan sahabat aku sendiri. Tapi di sisi lain juga aku ada rasa nyaman sama dia. Seminggu telah berlalu kini aku sudah yakin atas keputusanku demi kebaikan kita bertiga. Sore ini aku berangakat menuju taman kota lebih awal.

“Ta udah disini aja, udah lama?” “Gak kok kak baru.” “Ta, aku harap nanti keputusanmu tepat dan bener-bener yang kamu suka.” “Hai semua, maaf ya aku telat.” Kata Raka. “Gak kok Ka, makasih ya udah mau datang kesini.” Kataku tak bersemangat “setelah aku pikir-pikir dan aku pertimbangin selama seminggu ini…” lanjutku. “Siapa Ta yang kamu pilih.” Potong Fahmi. “Tapi kalian janti ya, hargai keputusanku ini?” tanyaku pada mereka. “Iya kami janji.” Jawab Fahmi dan Raka. “Aku memutuskan untuk… tidak memilih kalian berdua.” Jawabku menyakinkan diri. “Kenapa begitu Cin?” tanya Raka heran. “Aku gak mau menyakiti kalian berdua dengan keputusanku ini, tapi ini yang terbaik buat kita. Kita jalani aja sebagai sahabat Raka, dan untuk kak Fahmi aku sudah nganggap kamu sebagai kakakku sendiri. Aku mohon hargai keputusanku ini dan maaf atas keputusan yang ku buat ini. Semoga kalian bisa menemukan cewek yang lebih baik lagi dariku.”

Cerpen Karangan: Lucky Rusyita
Facebook: Lucky Rusyita
lucky rusyita mahasiswa semester 4 di UKSW salatiga

Share this


0 Comments

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

About