Minggu, 27 September 2020

Aku Memang Cantik

        Perkenalkan, Namaku Cantik. Orang tuaku menamakan begitu karena mereka menginginkanku menjadi anak cantik. Dan mujur, aku memang tumbuh menjadi wanita yang cantik.
        Aku memang cantik. semua orang yang mengenalku mengakui hal itu. Wajahku oval dengan hidung mancung dan mata yang indah. Bibirku merah segar meski tanpa pemoles. Kulitku putih halus dan nampak kemerah-merahan jika panas matahari menyengat.
        "Laksana buah ranum yang setiap lelaki ingin memetiknya" kata Om Naryo, salah satu fansku.
        Rambutku hitam bergelombang. Tubuhku sintal dengan dada membusung. Badanku akan terlihat gemulai jika aku berjalan.
        "Bak gitar atau biola yang setiap lelaki ingin memainkannya" ujar Om Deni, fansku yang lain.
        Aku memang cantik. Semua orang pasti mengakuinya. Jika ada yang tidak setuju dengan pendapat itu, maka orang itu biasanya iri dengan kecantikanku. Para lelaki hidung belang sangat memujaku. Mereka selalu mendekati dan berharap dapat menikmati tubuhku, membelai kulit putihku, dan merasakan segarnya bibir merahku.
        Tetapi banyak sekali wanita yang membenciku. Mereka tidak suka jika para suami atau ayah mereka mendekatiku.
****
        Suatu hari di rumah pak Nata
        "pantas saja beberapa hari ini nggak pulang. Rupanya ngebooking perempuan jalang itu lagi," teriak bu Ria, istri pak Nata
        "Sabar, Bu, sabar. mana ada aku pergi main perempuan? aku kan mencari uang untuk kamu. Nih...," jawab pak Nata tenang. Disodorkannya beberapa lembar uang lima puluh ribuan pasa istrinya. Masih dengan cemberut, bu Ria menerima uang itu.
        "Ya, sudah. Mandi dulu sana. Air hangatnya sudah siap," suara bu Ria melunak. Ia tak lagi sewot seperti sebelumnya.
        "Untung tak ketahuan," batin pak Nata sambil mengusap dada. Diingat lagi tadi malam saat ia menyalipkan beberapa lembar ratusan ribu pada belahan dada si Cantik.
****
        Aku memang cantik. Aku tak bosan mengatakan hal itu karena aku memang cantik. Banyak lelaki bertekuk lutut karena kecantikannku. Tetapi, sebenarnya modalku bukan hnya kecantikan wajah. Ada rahasia-rahasia lain yang kumiliki untuk membuat kaum adam tak berdaya. Ingin tahu rahasianya? Ssst.... ini antara kita saja. Orang lain tak usah tahu. Pertama, aku selalu bertutur kata halus dan lembut agar meraih simpati semua orang terutama para pria. Malahan, terkadang aku pun mengenakan kerudung gaul dan baju panjang. Bukan untuk aurat, melainkan untuk menutupi profesiku sebenarnya. Kedua, aku selalu memperlakukan lelaki sesuai dengan yang mereka inginkan. Aku tahu pasti dimana letak kelemahan mereka dan aku pun punya cara agar mereka bisa berpaling dari para istrinya. Dan yang ketiga, Sssst... ini yang paling rahasia, sebenarnya aku menggunakan sedikit pellet, susuk dan jampi-jampi dari mbah dukun kepercayaanku supaya profesiku ini laku keras.
****
        Dirumah pak Ryan 
        "Prang...," suara piring pecah membuka suasana pagi. Wajah pria intu terlihat  merah dan membesi. Piring yang barusan di lemparnya pecah berkeping-keping.
        "Aku tak suka setiap kali kamu menuduhku berbuat serong," teriaknya. Bu Novi, istrinya, terdiam dengan linangan air mata di pipi. Piring pecah dan sedikit tamparan dari sang suami cukup membuatnya ketakukan setengah mati.
        "Tapi... aku melihat kamu pergi dengan perempuan itu" ujar bu Novi, di sela isak tangis
        "Dengar! Aku pergi dengannya hanya urusan bisnis. Kamu dengar? Hanya untuk urusan bisnis. Tak lebih dari itu. Dasar perempuan tak tahu diuntung!" ujar gerang. Dibanting pintu dan kemudian ia pun pergi. Bayang si cantik menari-nari di pelupuk matanya. Ingin sekali hatinya untuk segerah memeluk boneka itu.
****
        Aku memang cantik. Aku takut dengan ketuaan yang menggerogoti karena aku telah memakai susuk dari mbah dukun. Aku pun tak takut dengan kearahan suamiku jika ia tahu keberadaanku dengan lelaki lain. Malahan, ia sangat mendukung profesiku karena ia tak perlu capek-capek cari uang. Anak-anakku pun, yang juga sama cantiknya sepertiku, mendukung pekerjaanku. Dan pada mereka, yang aku sendiri tak tahu lelaki mana yang menjadi bapak mereka, ku ajarkan bagaimana caranya menekuni bidang ini. Siapa tahu mereka tertarik dengan apa yang kulakukan. Karena mereka pun tahu bahwa profesiku ini sangat menjanjikan, hi..hi..hi..
        Mungkin ada sebagian yang heran kenapa keluargaku begitu kompak. Jawabannya adalah karena aku selalu menggunakan mantra penakluk dari mbah dukun kesayanganku. Selain itu, mungkin karena nasibku yang selalu mujur bahwa aku memiliki wajah cantik dan juga keluarga yang sangat mendukung.
****
        Di penghujung malam yang dingin
        Bu Dina masih bersimpu pada sajadahnya. Mulut komat-kamit dengan kedua tangan terangkat. Butiran air mata nenbasahi kelopak dan bulu-bulu matanya.
        "Ya Allah. Sadarkanlah suamiku dari apa yang selama ini diperbuatnya. Yang dia lakukan telah lebih dari sekedar menyakiti hamba sebagai istrinya, tetapi juga telah keluar dari jalan-Mu, yaitu selalu berzina dengan perempuan jalang. Kehidupan kami pun menjadi hancur setalah ia sering pergi pada perempuan itu. Hati ini terasa sangat sakit dan hamba yakin bahwa banyak wanita-wanita lain yang merasa sakit karena perselingkuhan suaminya. Karena itu, sdarkanlah mereka, suami hamba dan juga perempuan itu. Jika tidak, maka hamba serahkan semuanya pada-Mu, yang maha mengetahui dan menguasai"
****
        Kukatan sekali lagi, aku memang cantik. Aku tak bosan dan tak akan pernah bosan mengatakan kalimat itu, seperti halnya om Diki yang tak pernah bosan merayuku untuk menjadikan istri kesekiannya. Tapi aku tak mau sedikit pun untuk menjadi istri dari para penggemarkau. Yang kuinginkan dari mereka hanyalah uang, tak lebih dari itu. Masih kuingat kata-kata rayu om beristri tuju beranak sembilan ini.
        "Kamu begitu berbakat. Permainanmu lincah dan menggemaskan. Akan kuberi semua yang kamu minta jika bersedia menjadi istriku,"ujarnya.
        Tapi segala rayuan yang ia lontarkan bahwa aku cantik, bahwa aku hebat tak akan mempan bagiku. Aku tak perku rayuan itu, aku tak butuh kegombalan itu. Aku sudah merasa cukup puas jika berhasil membuat para pria bertekuk lutut, dan para wanita merasa sakit hati dan mengancamku. Ada kepuasan tersendiri jika aku melakukan hal itu. Dan selain itu, tentu karena uang. jika uang tersedia, maka si cantik dengan segala kehebatannya menjadi milikmu tak percaya?

Share this


0 Comments

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

About